Ilmu NLP atau Neuro-Linguistic Programming terkenal karena kemampuannya untuk menduplikasi keahlian. Keterampilan menduplikasi keahlian ini di dalam NLP dikenal dengan istilah modelling. Modelling memungkinkan seseorang meng-crack dan menduplikasi keahlian seseorang dengan lebih singkat. Keterampilan modelling dari NLP telah terbukti membantu orang-orang untuk menguasai keahlian para psikoterapis, trainer, dan coach. Pertanyaannya sekarang, mungkinkah mengaplikasikan modelling-nya NLP dalam berlatih silat?
Saya hanya akan menjawab pertanyaan di atas dengan sebuah prinsip dari NLP: “Jika sesuatu itu mungkin dilakukan oleh seseorang, maka kita pun dapat belajar untuk melakukannya.” Artinya segala sesuatu itu mungkin untuk dikuasai selama kita mau mulai mempelajarinya. Berdasarkan eksplorasi yang saya lakukan selama ini, berikut saya share kepada rekan-rekan sekalian bagaimana menerapkan metode modelling NLP dalam berlatih silat (ataupun beladiri lainnya).
Pertama, tentukan tujuan Anda mempelajari silat dan pilih satu aliran silat yang ingin Anda kuasai. Langkah pertama modelling adalah menentukan outcome (tujuan) se-spesifik mungkin. Apa tujuan Anda berlatih silat? Untuk beladiri kah? kesehatan kah? atau melestarikan budaya kah? atau tujuan lainnya? Tentukan tujuan Anda se-spesifik mungkin. Lalu, pilih se-spesifik mungkin aliran yang ingin Anda kuasai, apakah Cimande Tarikolot, Sera, Cikalong, Ulin Makao, Ulin Timbangan, Maenpo Peupeuhan, atau aliran lainnya (mohon maaf contohnya aliran-aliran yang ada di Jawa Barat saja sebab saya kurang hapal aliran silat di luar tatar sunda 😀 ). Demikian pula bila Anda memutuskan untuk belajar beladiri lain, pilih se-spesifik mungkin.
Kedua, selami cara berpikir di aliran silat tersebut. Setiap aliran silat memiliki cara berpikir yang berbeda. Di dalam pertarungan, cara berpikir praktisi maenpo peupeuhan tentu berbeda dengan praktisi Cimande. Anda perlu memahami cara berpikir di aliran silat yang Anda pilih. Termasuk di sini adalah memahami nilai-nilai dan prinsip dasar serta aturan-aturan di dalam aliran. Kemudian Anda dapat menginternalisasinya dengan teknik NLP “Mind to Muscle Pattern” misalnya.
Ketiga, miliki identitas baru terkait dengan aliran silat yang Anda pelajari. Misalnya: “Mulai saat ini, saya adalah seorang pesilat Cimande.” Identitas akan memudahkan Anda dalam menguasai sebuah keahlian baru. Jika Anda memutuskan belajar Cimande, mendatangi guru untuk di-talek tentu akan menguatkan identitas Anda.
Keempat, pilih guru atau seseorang yang telah menguasai aliran tersebut dan ingin Anda model. Usahakan Anda bisa bertemu fisik dengan mereka. (Kecuali bila ternyata tidak memungkinkan, terpaksa Anda belajar melalui video. Tentu saja hasilnya akan jauh berbeda dibandingkan Anda bertemu langsung dengan model Anda).
Kelima, pada saat guru atau model Anda mendemonstrasikan gerakan silatnya rekam gerakannya di pikiran bawah-sadar Anda. Caranya adalah sebagai berikut:
- Perhatikan gerakan guru Anda dengan “Peripheral Vision” (tanyakan perihal ini ke Praktisi NLP terdekat) sehingga Anda dapat melihat keseluruhan gerakan tanpa kehilangan detilnya.
- Pastikan Anda mengakses “Knowing Nothing State” – kondisi mental Anda tak tahu apa-apa, tanggalkan semua keahlian silat yang sudah Anda kuasai sebelumnya, jadilah kertas kosong yang siap menerima.
- Hentikan “Internal Dialog” – Dialog internal adalah proses kritis yang akan mengganggu penyerapan ke bawah-sadar. Anda dapat menggantinya dengan bergumam atau aktivitas lain yang akan menghentikan proses dialog internal.
- Biarkan otot mikro Anda bergerak. Pada saat memperhatikan gerakan sang guru, sel saraf cermin (mirror neuron) di otak Anda akan aktif, dan hal itu akan menggerakkan otot mikro Anda. Ikuti saja gerakannya.
Keenam, putar kembali gerakan guru Anda di dalam benak Anda. Bila Anda belum dapat melakukannya, Anda boleh merekam gerakan guru Anda dengan video dan menontonnya berulang-ulang sampai Anda dapat memutar ulang di dalam benak Anda dengan jelas. Gunakan teknik NLP “New Behavior Generator” di tahap ini.
Ketujuh, secara fisik latih berulang-ulang gerakan yang Anda lihat di dalam benak Anda. Mintalah guru Anda memberikan umpan balik, agar Anda dapat memahami postur yang benar dan gerakan yang tepat. Jika Anda kesulitan menirukan gerakan guru Anda, pecahlah gerakan yang kompleks menjadi beberapa gerak sederhana. Segala sesuatu dapat diselesaikan bila kita memecahnya ke bagian-bagian yang lebih kecil.
Tujuh langkah di atas akan mempercepat Anda dalam menguasai sebuah keahlian, namun untuk menjadi seorang pendekar Anda perlu menempuh perjalanan 10.000 jam. Seperti kata Master Oyama:
“Jalan seni beladiri dimulai dengan 1000 hari dan dikuasai setelah 10.000 hari latihan”
Pertanyaannya, sudah siapkah Anda menapaki jalan ini?
gmn cara “Peripheral Vision”-nya mas?
Silahkan pelajari di link berikut kang: http://www.nlp-now.co.uk/softeyes.htm