Masih tentang struktur. Kali ini saya ingin membedah rutinitasnya Haruki Murakami. Beliau ini salah satu novelis terproduktif yang saya tahu. Dalam sebuah wawancara (The Paris Review, Summer 2004), Murakami mengatakan sebagai berikut:
“When I’m in writing mode for a novel, I get up at 4:00 am and work for five to six hours. In the afternoon, I run for 10km or swim for 1500m (or do both), then I read a bit and listen to some music. I go to bed at 9:00 pm. I keep to this routine every day without variation. The repetition itself becomes the important thing; it’s a form of mesmerism. I mesmerize myself to reach a deeper state of mind. But to hold to such repetition for so long — six months to a year — requires a good amount of mental and physical strength. In that sense, writing a long novel is like survival training. Physical strength is as necessary as artistic sensitivity.”
Terjemahannya kurang lebih:
“Ketika saya dalam mode menulis untuk menyelesaikan sebuah novel, saya bangun jam 4 pagi dan menulis untuk 5-6 jam. Di sore hari, saya berlari 10 km atau berenang 1500 m (atau melakukan keduanya), lalu saya membaca sedikit dan mendengarkan musik. Saya kemudian tidur jam 9 malam. Saya mempertahankan rutinitas seperti ini setiap hari tanpa variasi. Pengulangan sendiri menjadi hal penting; ini seperti menghipnotis diri sendiri. Saya menghipnotis diri saya untuk mencapai kondisi pikiran yang dalam. Namun, mempertahankan pengulangan seperti ini dalam jangka panjang – enam bulan sampai satu tahun – membutuhkan kekuatan fisik dan mental yang bagus. Itulah sebabnya menuli novel seperti pelatihan bertahan hidup. Kekuatan fisik setara wajibnya dengan kepekaan artistik.”
Perhatikan, bagaimana Murakami menciptakan struktur untuk menghasilkan karyanya. Saya yakin, bila ia mengabaikan atau mencurangi struktur yang ia buat, ia tidak akan menghasilkan karya-karya hebat. Setahu saya, setiap penulis hebat melakukan hal yang sama.
Anda boleh beri nama struktur ini dengan apapun yang Anda suka. Disiplin, rutinitas, ritual, sistem, kebiasaan, kerja keras atau apapun. Intinya adalah tindakan berbeda (dan cenderung ekstrim) yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu panjang untuk mencapai hasil tertentu. Cal Newport mengistilahkannya dengan deep work – kerja mendalam untuk menghasilkan karya hebat. Daniel Coyle mengistilahkannya dengan deep practice – latihan mendalam untuk menguasai sebuah keahlian yang mendalam pula. Esensinya, Anda perlu merancang sebuah rutinitas tertentu dalam hidup Anda untuk mencapai hal-hal hebat. Rutinitas yang mungkin bagi sebagian orang nampak membosankan.
Teringat apa yang dikatakan oleh Aristoteles “We are what we repeatedly do. Excellence, then, is not an act, but a habit” – “Kita adalah apa yang kita lakukan berulang-ulang. Maka, keunggulan bukanlah sebuah tindakan. Keunggulan merupakan kebiasaan.”
Setiap dari kita memiliki kebiasaan dan rutinitas yang kita lakukan setiap hari bukan? Pertanyaannya, kemana rutinitas ini membawa kita? Apakah ke hal-hal yang hebat atau hal-hal yang biasa saja? Yang jelas, apapun rutinitas kita, itulah yang membawa kita mendapatkan hasil yang kita dapatkan saat ini. Bila kita ingin mendapatkan hasil yang berbeda, maka kita perlu menciptakan rutinitas yang berbeda. Tidak mungkin hasil berbeda didapatkan dari rutinitas yang sama.
Tentu saja, butuh waktu untuk mengarah ke sana. Menurut penelitian kita memerlukan 18-254 hari. Angka rata-ratanya adalah 66 hari. Kita perlu bertahan, menggunakan segenap kemauan dan usaha kita untuk bertahan 66 hari dan setelahnya rutinitas tersebut akan menjadi otomatis. Akan menjadi bagian dari hidup kita.
PS. Bila teman-teman tertarik belajar bagaimana menciptakan kebiasaan baru, silakan hubungi tim saya melalui nomor WA 0816995281. Saya punya program kelas online Habit Masterclass. Peserta terbatas.