Pentingnya Mencatat Ide

Tidak ada penyesalan yang lebih besar daripada kehilangan ide bagus yang tidak dicatat.

Coba ingat-ingat, berapa kali kita mendapat ide bagus, lalu karena tidak langsung kita catat, ide itu hilang begitu saja? Gimana rasanya?

Makanya, David Allen di buku Getting Things Done mengajarkan untuk mencatat apapun yang terlintas di benak kita, termasuk ide dan keinginan. Kata beliau:

“Your mind is for having ideas, not holding them.”

Bahasa gampangnya: “Otak itu untuk berpikir, bukan mengingat.”

Namun, manfaat mencatat itu bukan hanya untuk memindahkan ingatan dari otak ke buku catatan, melainkan untuk mengembangkan gagasan dan memperdalam pemahaman. Kalau istilahnya mas Fikry di ecourse Strategi Menjinakkan Pikiran: mengalirkan pikiran.

Hampir semua inovator (atau kreator) hebat itu punya kebiasaan mencatat. Mulai dari Leornardo da Vinci sampai Benjamin Franklin, dari Marcus Aurelius sampai Richard Branson. Mereka semua punya kebiasaan mencatat.

Buku catatan saya (koleksi pribadi Darmawan Aji)

Kebiasaan mencatat ini sekali lagi bukan sekadar untuk mengingat, melainkan untuk menata, menyusun, dan mengembangkan gagasan. Ujungnya, kita bisa menghasilkan sesuatu dari gagasan kita. Kita mengubahnya menjadi karya.

Di titik inilah, mencatat benar-benar menjadi hal yang produktif. Pertanyaannya, mencatat seperti apa yang bisa digunakan untuk menghasilkan karya?

Salah satu metode mencatat yang bisa membantu meningkatkan produktivitas adalah sistem Zettelkasten. Metode ini dikembangkan oleh Niklas Luhmann, seorang sosiolog dari Jerman. Metode Zettelkastennya mengantarkan beliau utk menghasilkan 70 buku dan 400 karya ilmiah. Artinya, metode ini sudah proven.

Inti dari Zettelkasten adalah mencatat ide-ide dalam bentuk catatan kecil (atau “zettel”), dan menghubungkannya satu sama lain. Sistem ini memungkinkan kita untuk melihat koneksi antara berbagai ide yang mungkin tidak kita sadari sebelumnya. Dengan menghubungkan ide-ide ini, kita bisa menciptakan sesuatu yang baru dan lebih besar dari sekadar jumlah bagian-bagiannya.

Kalau mau belajar lebih lanjut tentang sistem ini dimana? Salah satu tempat yang saya rekomendasikan adalah kelasnya mas Fikry Fatullah yang berjudul Strategi Menjinakkan Pikiran (cek di sini). Di kelas online ini saya belajar banyak hal yang membuat cara mencatat saya semakin canggih.

Belajar mencatat secara produktif memang membutuhkan waktu dan latihan. Namun, manfaat yang kita dapatkan dari kebiasaan ini sangatlah besar. Seperti apa yang pernah dikatakan Richard Branson: 

“Every great movement starts with a simple idea.”

PS. Jika ingin memulai kebiasaan ini, mulailah dengan sesuatu yang sederhana. Bawa buku catatan kecil atau gunakan aplikasi catatan di ponsel. Catat semua ide yang muncul, tidak peduli seberapa kecil atau besar ide tersebut. Kemudian, luangkan waktu setiap hari atau setiap pekan untuk meninjau kembali catatan-catatan tersebut. Coba lihat apakah ada pola yang bisa kita temukan.

Join Newsletter

Subscription Form

Leave a Reply

Scroll to Top