Ini catatan saya ketika ada lintasan ide atau menemukan hal menarik saat baca buku. Catatan lepas dari kartu-kartu inilah yang membantu saya dalam menulis artikel, ebook, maupun buku.
Inspirasi awal metode ini saya dapatkan ketika membaca artikelnya Ryan Holiday. Ia memberi nama metode ini: “The Notecard System.”
Beberapa tahun kemudian, saya baru sadar kalau sistemnya Ryan Holiday ini mirip dengan metode Zettlekasten. Saya tahu istilah ini gegara ditanya oleh mas Ari Eko. Saya pelajari, tapi kok ngerasa agak susah memahaminya. Saya merasa lebih mudah mempraktikkan apa yang diajarkan oleh Ryan Holiday.
Saya memang fans berat “External Brain” atau “Second Brain” meminjam istilah Tiago Forte. Otak yang ada di kepala, tidak saya gunakan untuk mengingat melainkan untuk memahami, berpikir, dan berkreasi. Sehingga hampir semua ingatan saya tersebar di luar kepala (beneran di luar kepala, yaitu di berbagai catatan yang saya buat). Namun demikian, banyak teman saya yang bertanya-tanya, kenapa mas Aji bisa ingat berbagai referensi saat ngajar? Judul, pengarang, sampai warna bukunya.
Jawabannya adalah karena asosiasi. Saya membangun asosiasi antara informasi baru dengan informasi lama. Dan catatan yang saya buat membantu saya untuk hal itu.
Cara mencatat saya ini menariknya mirip dengan apa yang diajarkan oleh mas Fikry Fatullah (founder Kirim Email) di ecourse Strategi Menjinakkan Pikiran. Namun, mas Fikry ternyata beberapa langkah lebih maju.
Ketika saya simak video di ecourse tersebut, saya sadar dimana kekurangan sistem yang saya gunakan. Saya masih mendua, menggunakan dua sistem yang berbeda. Satu menggunakan notecard semacam ini, satunya lagi menggunakan bullet journal dengan notebook Moleskine yang harganya mahal wkwk. Ketika menyimak ecoursenya mas Fikry, lah ternyata dua sistem ini bisa diintegrasikan. Mas Fikry bisa melakukan hal itu karena beliau paham Zettlekasten sementara saya berhenti belajar sebelum paham.
Jadi, saya sangat merekomendasikan teman-teman untuk ikut ecoursenya mas Fikry tersebut. Bahasanya gampang, analoginya juga mudah.
Langsung saja cek ecoursenya di sini, insyaallah nggak akan nyesel. Beli terus praktekkin, nanti akan ngerasain betapa nikmatnya punya otak eksternal di luar kepala 😄