Menarik saat kita mengamati cara misil (peluru kendali) bekerja. Yang kita lakukan sebagai operator cukup menetapkan sasaran, lalu misil tersebut segera bergerak menuju sasaran dan mencapainya. Pertanyaannya, apakah misil tersebut bergerak menurut garis lurus sampai ia mencapai sasarannya? Tak pernahkah ia bergerak melenceng dari sasarannya?
Ternyata, sebuah misil tidak bergerak lurus, kadang ia melenceng dari sasarannya. Namun, begitu misil tersebut agak sedikit melenceng dari sasaran sistem autopilot di dalam misil tersebut segera bekerja (cat: dalam istilah teknik, sistem autopilot ini disebut dengan mekanisme servo – servo-mechanism). Sistem ini segera mengoreksi arah misil dan mengarahkan misil tersebut ke jalurnya kembali. Sampai akhirnya misil tersebut pun mencapai sasaran. Jadi sistem autopilot di dalam misil ini bekerja dengan cara mengunci sasaran, bergerak, mendeteksi penyimpangan, dan melakukan tindakan koreksi, sampai akhirnya misil itu mencapai sasaran.
Kalau kita sebagai manusia punya sistem autopilot seperti ini pasti enak ya? Kita tinggal tetapkan sasaran yang ingin kita capai dalam hidup (apapun itu: punya rumah baru, naik haji, dapat penghasilan 50 juta per bulan dll) lalu diri kita bergerak otomatis untuk mencapainya. Wuih.. gurih kan? Tapi benarkah kita tidak punya sistem autopilot seperti ini dalam diri kita? Menariknya, sebenarnya kita punya sistem autopilot ini hanya saja tidak menyadarinya. Sistem ini adalah pikiran bawah-sadar kita.
“Every living thing has a built-in guidance system or goal-striving device, put there by its Creator to help it achieve its goal – which is, in broad terms – to ‘live'” – Maxwell Maltz, MD
Pikiran bawah-sadar kita mengendalikan sebagian besar kerja tubuh kita secara otomatis: jantung berdetak, ginjal menyaring, lambung mencerna. Semua kerja tubuh kita berlangsung otomatis tanpa kita sadari. Pikiran bawah-sadar kita pun mengendalikan sekitar 88% dari perilaku kita. Anda tidak harus memikirkan rute pulang pergi rumah kantor setiap hari kan? Yang Anda lakukan cukup niatkan mau pulang ke rumah, lalu sistem autopilot (baca: pikiran bawah-sadar) Anda mengambil alih sisanya. Dan Anda pun sampai di rumah Anda tanpa memikirkan rute-nya. Bahkan, ketika Anda berniat mampir ke minimarket untuk membeli sesuatu pun Anda lupa melakukannya. Karena perjalanan Anda pulang ke rumah sudah di-setel begitu otomatisnya.
Nah, ilustrasi di atas menunjukkan bahwa kita sebenarnya sudah memiliki sistem autopilot dalam diri kita. Pertanyaannya, bagaimana menginstall sistem ini agar membawa kita mencapai kesuksesan? Kita akan membahasnya di artikel kedua pekan depan insyaallah.
Diskusi dengan saya? Follow @darmawanaji
Pingback: Bagaimana Menginstall Autopilot Sukses dalam Diri Anda (2) | Darmawan Aji