4 Pertanyaan Design Thinking

Kita memicu pikiran kita bukan dengan pernyataan, melainkan dengan pertanyaan. Pertanyaan yang tepat akan memicu proses berpikir yang tepat. Tidak heran bila Jeanne Liedtka dan Tim Ogilvie dalam bukunya Designing for Growth merekomendasikan kita mengajukan pertanyaan selama proses Design Thinking. Menurut Liedtka dan Ogilvie, ada empat pertanyaan yang mewakili empat tahapan dalam Design Thinking.

Pertama, what is – apa yang? Pertanyaan ini terkait realitas sekarang, masalah yang ada, dan tantangan yang ingin dipecahkan. Tujuannya menggali apa kebutuhan dari calon pengguna produk kita. Ingat, hasil akhir dari design thinking adalah sebuah produk/layanan yang dapat digunakan oleh pengguna. Produk yang dapat membantu mereka menyelesaikan tugas-tugas mereka dengan lebih baik. Pertanyaan ini dapat pula langsung kita ajukan ke calon pengguna produk kita: “Apa hambatan yang bila dihilangkan akan memudahkan Anda dalam menyelesaikan tugas Anda?” – Kata “tugas” di sini tentu saja nanti dibuat lebih spesifik, tergantung siapa target pengguna yang kita sasar. Layanan GoFood-nya Gojek misalnya, adalah hasil dari jawaban pertanyaan: “Apa hambatan yang bisa dihilangkan akan memudahkan Anda untuk memesan makanan yang Anda inginkan?” – Coba Anda bayangkan, seandainya belum ada layanan GoFood, apa yang akan Anda jawab saat mendapat pertanyaan ini?

Kedua, what if – bagaimana jika? Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang memicu pikiran kreatif. Pertanyaan yang membuka kemungkinan-kemungkinan baru. Pertanyaan yang membuat kita berkhayal dan melampaui batasan-batasan kita. Pertanyaan ini kita ajukan untuk memunculkan solusi-solusi yang mungkin bisa diajukan untuk menyelesaikan tantangan di tahap sebelumnya. Misalnya: “Bagaimana jika kita membuat layanan pesan antar melalui handphone untuk orang-orang yang ingin memesan makanan namun tidak punya waktu untuk keluar?” “Bagaimana jika kita membuat layanan pesan antar untuk memesan makanan yang tidak menyediakan layanan pesan antar?” Pertanyaan-pertanyaan ini kita ajukan sebanyak-banyaknya untuk menantang asumsi-asumsi kita sendiri.

Ketiga, what wow – apa yang wow? Pertanyaan ini bertujuan mengungkap ide paling menarik yang sudah dihasilkan. Pertanyaan ini mengerucutkan pilihan kita pada ide yang paling berbeda. Mengungkap diferensiasi yang dapat kita eksplorasi lebih dalam.

Keempat, what works – apa yang bekerja dengan baik? Ini adalah pertanyaan untuk menguji ide dan asumsi kita. Apakah ide kita akan berjalan baik di lapangan? Apa yang perlu diubah? Apa yang perlu dihilangkan? Apa yang perlu dilakukan agar idenya dapat diimplementasikan dan diluncurkan? Apa yang diperlukan agar sukses? Tanpa menguji asumsi dan ide kita, kita akan menghasilkan produk yang gagal di pasaran. Maka kita perlu uji, ukur dan pelajari apa yang berhasil dan apa yang tidak.

Pertanyaan saya, kira-kira apa hubungannya empat pertanyaan ini dengan empat tahap Design Thinking yang sudah kita bahas sebelumnya ya? (Bagi yang belum membaca artikelnya, silakan meluncur ke sini). Silakan Anda pikirkan 😉

 

Sumber ilustrasi: http://tinker-studio.weebly.com/design-thinking–rubrics.html

Join Newsletter

Subscription Form

Leave a Reply

Scroll to Top