Sibuk, Tapi Seperti Diam di Tempat
Andi, seorang manajer berusia awal 30-an, merasa hari-harinya produktif. Dari pagi hingga malam, ia menghadiri rapat, membalas email, dan menyelesaikan laporan. Tetapi setiap kali pulang ke rumah, ada perasaan ganjil yang sulit dijelaskan—ia merasa seperti sudah berlari seharian tapi tidak ke mana-mana.
“Capek? Banget,” katanya. “Tapi jujur aja, aku mulai bingung—apa sih hasil dari semua ini?”
Andi tidak sadar bahwa dirinya sedang terjebak di produktivitas semu, bukan produktivitas yang sebenarnya. Ia hanya sibuk, namun tidak menghasilkan apa-apa. Ia seperti orang yang berlari di atas treadmill—terus bergerak, tapi tidak kemana-mana.
Fokus Bukan Lawan Distraksi—Arah Adalah Kuncinya
Dalam bukunya Indistractable, Nir Eyal menjelaskan bahwa lawan dari distraksi bukan fokus, tapi traksi—yakni tindakan yang membawa kita lebih dekat ke niat, nilai, dan tujuan hidup kita. Sebaliknya, distraksi adalah semua aktivitas yang kelihatan penting, tapi sebenarnya justru menjauhkan kita dari hal-hal yang penting. Misalnya, seharusnya menyelesaikan slide untuk presentasi minggu depan, tapi malah merapikan folder laptop atau membaca artikel tentang “cara lebih produktif.”
Banyak orang berpikir distraksi datangnya dari luar: notifikasi, media sosial, atau interupsi dari rekan kerja. Tapi faktanya, gangguan terbesar justru muncul dari dalam diri kita sendiri. Perasaan tidak nyaman seperti bosan, gelisah, cemas, atau takut gagal sering jadi pemicu utama kita terdistraksi.
Nir Eyal menyebutkan bahwa semua motivasi sejatinya adalah usaha untuk menghindari ketidaknyamanan. Kita scroll media sosial bukan karena kita membutuhkannya, tapi karena kita ingin lari dari rasa kosong atau stres.
Empat Langkah Menjadi Indistractable
Kalau kamu merasa sering terdistraksi, solusinya bukan sekadar “lebih disiplin”—tapi belajar memahami kenapa kita mudah teralihkan. Ada empat langkah agar kita bisa kembali fokus dan mengerjakan hal yang benar-benar penting.
1. Kuasai Pemicu Internal
Gangguan paling besar ternyata bukan dari notifikasi HP—tapi dari emosi tak nyaman yang kita rasakan di dalam diri sendiri. Rasa bosan, gelisah, takut gagal—semua ini membuat kita lari ke hal lain: buka Instagram, cek marketplace, atau nonton YouTube.
Marc Brackett mengatakan “emotions are information.” Sebenarnya emosi yang kita rasakan itu hanya berusaha memberikan informasi. Ia berguna seperti alarm. Ketika alarm berbunyi, tugas kita bukanlah lari darinya, tetapi mendengarkan dan memahami informasi apa yang ia kirimkan. Dengan demikian, kamu bisa mengatasi masalah yang sebenarnya. Jika ada kebakaran terjadi, tugasmu adalah memadamkan apinya. Bukan lari darinya.
Maka, kita perlu belajar mengelola dorongan yang muncul dengan cara yang tenang dan sadar. Caranya bisa dengan mengikuti empat langkah ini:
- Sadari rasa tidak nyaman sebelum terdistraksi. Coba perhatikan: sebelum kamu terdistraksi, biasanya ada rasa tidak nyaman—baik secara fisik maupun emosional. Misalnya dada terasa sesak, pikiran terasa penuh, atau muncul keinginan kabur dari tugas. Sadari itu sebagai tanda awal.
- Tulis apa yang kamu rasakan. Misalnya: “Sekarang jam 10.20. Aku lagi nulis, tapi tiba-tiba ingin buka Instagram. Aku merasa gelisah.” Menulis membantu kita lebih sadar dan tidak reaktif.
- Diam sebentar dan rasakan. Daripada langsung menuruti dorongan, duduklah sebentar dan rasakan saja apa yang muncul di tubuhmu. Bayangkan setiap pikiran atau perasaan itu seperti daun di atas air—biarkan lewat, tanpa harus kamu ikuti.
- Gunakan aturan 10 menit: jika ingin terdistraksi, bilang ke diri sendiri, “Boleh, tapi 10 menit lagi.” Biasanya, dorongan itu akan hilang sendiri sebelum waktunya habis.
Dengan latihan ini, kamu sedang belajar untuk tidak dikendalikan oleh dorongan sesaat—tapi tetap tenang dan sadar atas pilihanmu sendiri.
📌 Catatan: Hati-hati di momen peralihan—disebut liminal moment, yaitu transisi singkat dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Contohnya: habis rapat, lalu iseng buka browser, eh malah nyasar ke video review sepatu. Ini titik rawan!
2. Jadwalkan Hal Penting Lebih Dulu (Timeboxing)
Kita tidak akan punya waktu luang, kita lah yang harus meluangkan waktu. Traksi berarti menyelaraskan waktu dengan nilai. Nir Eyal menyebut ini sebagai “turning values into time.”
Bayangkan harimu seperti kotak-kotak waktu. Setiap kotak perlu kamu isi dengan hal yang sesuai dengan nilai dan prioritasmu. Teknik ini disebut dengan timeboxing. Dengan teknik ini kerja, keluarga, istirahat, rekreasi — punya waktunya sendiri-sendiri. Tujuannya bukan menjadi kaku, tapi agar kita bisa hidup dengan arah yang jelas.
Contoh sederhana: jika kita menghargai kesehatan, apakah kita menjadwalkan waktu untuk olahraga? Jika kita ingin jadi orang tua yang hadir, apakah ada waktu khusus untuk bersama anak tanpa distraksi?
Tips:
- Tentukan jam untuk kerja mendalam (deep work), istirahat, dan quality time
- Tulis di kalender, jangan hanya di kepala
- Sinkronkan dengan orang-orang terdekat agar saling menghargai ruang fokus
3. Hack Back Gangguan dari Luar
Kata “hack back” artinya merebut kembali kendali dari hal-hal yang mengganggu fokus kita. Tapi bukan berarti semua gangguan harus dihilangkan—yang penting, kita pilih sendiri apa yang ingin kita respon dan kapan.
Tips sederhana:
- Matikan notifikasi yang tidak relevan (cek pengaturan HP)
- Pindahkan aplikasi media sosial ke layar kedua atau desktop
- Gunakan aplikasi seperti Pocket untuk menyimpan bacaan menarik, agar tidak langsung dibaca saat sedang bekerja
- Tentukan jam khusus untuk buka grup chat dan balas email
Anggap saja ini seperti menata ulang ruangan kerja—yang berantakan dibersihkan, yang penting ditaruh dekat, yang bikin terdistraksi disimpan jauh.
4. Buat Perjanjian Pribadi (Pacts)
Agar tetap konsisten, kita bisa membuat semacam perjanjian kecil dengan diri sendiri. Nir Eyal menyebut ini pacts—komitmen yang mencegah kita teralihkan saat niat sudah mulai longgar.
Ada tiga jenis pakta:
- Effort Pact: Buat distraksi jadi lebih susah diakses. Misalnya, install pemblokir situs (seperti StayFocused).
- Price Pact: Tambahkan “hukuman” kecil kalau kamu tergoda. Contoh: kalau buka medsos sebelum jam 12 siang, kamu harus traktir teman ngopi.
- Identity Pact: Ini yang paling kuat—ubah cara kamu memandang diri. Katakan pada dirimu: “Saya adalah orang yang bisa fokus.” Ketika identitas berubah, perilaku akan ikut.
Satu Pertanyaan Sebelum Membuka Notifikasi
Hari ini, sebelum kamu buka HP, buka tab baru, atau geser ke Instagram, berhenti sejenak dan tanya:
“Apakah ini membawaku lebih dekat… atau justru menjauh dari hidup yang aku inginkan?”
Hidup yang bermakna dibangun bukan oleh kesibukan, tapi oleh pilihan-pilihan kecil yang selaras dengan arah yang kamu tentukan sendiri.
Jika kamu suka dengan artikel ini, silakan share insightnya di media sosial yak. Jangan lupa mention saya di @ajipedia
Salam hangat,
Aji
Jika Kamu Siap Belajar Lebih Lanjut, Ini Tiga Cara Saya Bisa Membantumu
📖 Kitab Anti Penundaan
Kalau kamu cenderung menunda-nunda dan susah mulai kerja, Kitab Anti Penundaan bisa jadi teman yang kamu butuhkan. Buku ini membantumu menemukan akar kebiasaan menunda, mengelola mood saat harus mengerjakan hal yang tidak menyenangkan, hingga melatih kepekaan waktu agar kamu terbiasa menyelesaikan tugas jauh sebelum deadline. Praktis, aplikatif, dan bisa mulai diterapkan dalam hitungan menit.
💻 Kelas Manajemen Fokus
Kalau kamu merasa sering sibuk tapi hasilnya tidak terasa, mungkin yang perlu dikelola bukan waktumu—tapi fokusmu. Di Kelas Manajemen Fokus, kamu akan belajar cara menuntaskan kerja 4 jam hanya dalam 2 jam, dengan teknik mengatur fokus, mengelola distraksi, hingga masuk ke deep work. Kelas ini tersedia dalam bentuk rekaman Zoom, lengkap dengan modul PDF dan worksheet harian yang bisa langsung kamu praktikkan.
🧭 Productivity Specialist — Program Sertifikasi untuk Praktisi Produktivitas
Kalau kamu ingin membagikan perubahan ini ke lebih banyak orang—sebagai coach, trainer, atau konsultan produktivitas—program ini adalah langkah berikutnya. Program ini dirancang untuk membekalimu dengan fondasi keilmuan, metode, dan teknik praktis untuk meningkatkan produktivitas pribadi dan profesional.
📋 Saat ini, pendaftaran belum dibuka. Tapi kamu bisa masuk waiting list dan jadi yang pertama kami kabari saat batch baru dimulai.