fbpx
Darmawan Aji Productivity Coach. Penulis 7 buku laris: Kitab Anti Penundaan, Self-Coaching, Mindful Life, Productivity Hack, Life by Design, Hypnoselling, dan Hypnowriting. Gandrung membaca, menulis dan berlatih silat tradisional. Tinggal di kaki Gunung Manglayang kota Bandung.

Efek Bola Salju: Kekuatan Langkah Kecil dan Peningkatan 1%

4 min read

Pagi tadi saya membaca sebuah kisah menarik di sebuah blog. Ditulis oleh bu Jaroldeen Edwards. Ia menceritakan ketika puterinya mengajak dirinya untuk mengunjungi taman bunga Daffodil (bunga bakung) di danau Arrowhead. Puterinya pernah ke sana bersama teman-temannya, dan ia ingin ibunya berkunjung ke sana dengannya. Bu Jaroldeen sebenarnya enggan mengiyakan, namun sepertinya puterinya sangat bersikeras. Maka ia pun luluh dan melakukan perjalanan dua jam dari rumahnya untuk mengunjungi taman bunga tersebut.

Mereka pun sampai di lokasi. Mereka memarkirkan mobilnya di sebelah gereja tua, lalu melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Sesampainya di lokasi, Bu Jaroldeen tidak bisa memercayai matanya. Ia melihat, bunga bakung terhampar sepanjang mata memandang, ada lima hektar bunga! Ia pun merasa takjub. Dalam hati ia pun bersyukur puterinya bersikeras mengajaknya ke sini. Penasarannya pun muncul, ia bertanya kepada puterinya: “siapa yang menanam ini semua?”
“Hanya seorang wanita, ia tinggal di sana, di rumahnya.” Puterinya menjawab sambil menunjuk sebuah rumah sederhana yang terawat dengan baik.

Mereka pun berjalan ke rumah tersebut. Di teras, mereka melihat poster bertuliskan:
“Jawaban atas pertanyaan yang saya tahu Anda tanyakan.” Jawaban pertama adalah “50.000 umbi.” Jawab kedua adalah “satu per satu, oleh satu wanita. Dua tangan, dua kaki, dan otak yang sangat kecil.” Jawaban ketiga adalah “dimulai sejak 1958.”

Photo by Yoksel 🌿 Zok on Unsplash

Ya, tidak ada cara cepat untuk menanam 50.000 umbi bunga bakung. Sang wanita menanamnya satu per satu selama 30 tahun untuk mewujudkan visinya: sebuah taman berisi bunga bakung seluas 5 hektar. Dari sini kita bisa mengambil pembelajaran: setiap pencapaian hebat tercipta dengan komitmen jangka panjang terhadap tujuan dengan melakukan satu tindakan sederhana setiap hari.

Perhatikan, prinsip ini berlaku dalam setiap hal. Setiap kali kita mendengar seseorang berhasil mewujudkan sebuah pencapaian hebat, jarang sekali kita melihat proses di baliknya. Kita tidak melihat tindakan sederhana yang ia lakukan setiap hari. Pergulatan batinnya dalam mengatasi kebosanan melakukan hal yang sama berulang-ulang. Kita bahkan melihat mereka sebagai superman; superachiever; superproducer – orang yang memiliki anugerah dan bakat hebat serta melakukan tindakan-tindakan hebat untuk mewujudkan tujuan hebatnya. Kita jarang melihat bahwa mereka adalah manusia biasa, dengan berbagai kekurangan dan kelebihan. Mereka sebenarnya hanya melakukan langkah-langkah sederhana, tindakan biasa, namun mereka melakukannya secara konsisten dalam jangka panjang – bertahun-tahun.

Mulai dari Langkah Kecil

Banyak orang percaya bahwa untuk mencapai hal-hal besar perlu dimulai dengan melakukan langkah-langkah besar, untuk mencapai hal-hal luar biasa perlu langkah-langkah yang luar biasa pula. Padahal, yang sebenarnya terjadi tidak demikian. Mereka yang memiliki pencapaian besar sering kali memulainya dengan langkah kecil, tindakan sederhana.

Mengapa mulai dengan langkah kecil?

Pertama, memulai langkah kecil tidak membutuhkan motivasi atau disiplin diri (willpower).

Anda tidak akan mengalami konflik keputusan yang menguras energi: lakukan apa jangan? Saking sederhananya, Anda tidak perlu berpikir atau mengumpulkan semangat untuk melakukannya. Banyak rencana gagal karena langkah pertamanya terlalu besar, kita merasa berat untuk melakukannya, dan akhirnya menunda.

Kedua, melakukan langkah kecil, sesuai dengan cara kerja otak kita.

B. J. Hoggs, seorang ahli desain perilaku dari Stanford mengatakan, manusia hanya mengubah perilakunya dalam jangka panjang dengan tiga cara: mengalami pencerahan (epiphany), pengkondisian lingkungan, dan melakukan langkah-langkah bayi (baby steps).

Memulai langkah pertama langsung dengan langkah besar akan menimbulkan resistensi. Otak kita melawan untuk melakukannya. Mengapa? Langkah besar menciptakan rasa takut dan mengaktifkan amygdala. Amygdala yang ada di sistem limbik otak kita ini memang kecil, namun ia sanggup membajak kerja dari neokorteks otak kita sehingga kita tidak bisa berpikir jernih dan mengeksekusi tindakan secara efektif. Berbeda dengan langkah kecil, langkah kecil tidak menakutkan sehingga amygdala tidak menganggapnya sebagai ancaman.

Ketiga, langkah kecil dapat membesar seiring waktu.

Langkah ini sedemikian kecil dan sederhananya sehingga banyak orang meremehkannya di awal. Padahal, langkah kecil ini pelan-pelan membesar seiring berjalannya waktu. Sekali dimulai, ia menciptakan efek bola salju. Tindakan sekecil apapun, asal mulai digulirkan, akan menciptakan momentum. Bila terus menerus dilanjutkan, ia akan membesar sedikit demi sedikit, seperti bola salju yang digelindingkan dari atas bukit, ia akan menggulung dan membesar di sepanjang perjalanannya. Awalnya mungkin hanya sekepal tangan, namun saat menggelinding ia akan membawa salju-salju lainnya hingga ukurannya bisa menghancurkan sebuah rumah – ini terjadi selama ia tidak berhenti bergulir. Tindakan kita pun sama, awalnya mungkin kita masih ragu-ragu, namun seiring perjalanan kita akan menemukan berbagai kemudahan dan dukungan-dukungan, kemampuan dan keyakinan kita pun meningkat seiring berjalannya waktu. Persis seperti yang dikatakan oleh Paulo Coelho “Dan ketika kamu menginginkan sesuatu, seluruh semesta akan berkonspirasi untuk membantumu mencapainya.”

Peningkatan Kecil

Apakah melakukan langkah kecil yang sama terus-menerus sudah cukup? Tidak. Kita perlu melakukan kaizen alias peningkatan berkelanjutan. Dalam bahasa Jepang, kaizen bermakna perubahan untuk menjadi lebih baik (kai = perubahan, zen = baik). Secara istilah, menurut Robert Maurer, kaizen adalah melakukan langkah yang sangat kecil untuk meningkatkan sebuah proses tertentu. Jadi, peningkatan yang dilakukan dengan metode kaizen sangatlah kecil, namun dilakukan secara terus-menerus. Sama seperti memulai langkah kecil, memulai peningkatan sedikit demi sedikit juga lebih selaras dengan cara kerja otak kita.

Mungkin, kita meremehkan peningkatan kecil. Apa iya peningkatan kecil akan menciptakan hasil besar pada akhirnya? Ya, tentu saja. Karena pertumbuhan yang terjadi karena peningkatan kecil tidak berbentuk grafik linear melainkan grafik eksponensial.

Peningkatan 1% setiap hari akan menghasilkan peningkatan 38x di akhir tahun (1,01^365 = 37,78). Artinya, Anda akan lebih baik dari diri Anda 3778%! Ini bukan peningkatan yang sedikit. Supaya dapat sense-nya, bayangkan hari ini Anda berpenghasilan hanya 100 ribu per hari. Peningkatan 1% setiap hari akan membuat penghasilan Anda menjadi 3,8 juta per hari di akhir tahun! Sekarang, efek bola saljunya lebih tergambarkan bukan?

Empat Langkah untuk Menciptakan Efek Bola Salju

Praktinya bagaimana? Ada empat hal yang perlu dilakukan:

Pertama, tetapkan tujuan.

Sebuah tindakan tentu perlu punya tujuan yang jelas. Apa tujuan dari tindakan yang akan kita lakukan? Menghasilkan buku? Menurunkan berat badan? Meningkatkan jumlah follower di Instagram? Tidak perlu tujuan besar, cukup tujuan kecil saja dulu supaya amygdala kita tidak melawan balik. Nanti, perlahan-lahan tingkatkan tujuan kita.

Kedua, lakukan tindakan.

Tujuan penting, rencana juga penting, namun tindakan jauh lebih penting. Tidak perlu tindakan yang muluk-muluk, cukup tindakan yang sederhana. Kuncinya adalah mulai bertindak. Misalnya: menulis 200 kata setiap hari untuk menghasilkan buku, mengurangi satu sendok gula setiap hari untuk turun berat badan, memposting 2 konten setiap pekan untuk meningkatkan jumlah follower di Instagram. Ingat, tidak perlu sempurna, di awal yang penting adalah memulai dengan semudah dan sesegera mungkin.

Ketiga, dapatkan umpan balik.

Dapatkan umpan balik secara teratur sehingga tahu mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu diubah. Ini merupakan langkah penting, karena kita tidak tahu apakah rencana yang sudah kita buat efektif atau tidak. Rencana hanyalah hipotesis awal. Kita perlu bereksperimentasi, mencoba berbagai hipotesis yang terpikir sebelumnya dan mendapatkan umpan balik, mana yang berhasil dan mana yang perlu kita ubah.

Keempat, lakukan peningkatan kecil secara berkelanjutan.

Ada dua macam peningkatan yang bisa kita lakukan: peningkatan kuantitas dan peningkatan kualitas. Misal, dalam konteks menulis, peningkatan kuantitas bisa berupa menambah jumlah kata dari 200 kata menjadi 300 kata pekan depannya, dst. Sementara peningkatan kualitas adalah dengan meningkatkan kemampuan menulis (diksi, komposisi, dsb) secara bertahap.

Kita bisa terapkan prinsip ini dalam banyak hal. Tiga bulan lalu, saya hanya kuat melakukan push up sempurna 2x (ini menunjukkan stamina dan struktur tubuh saya payah). Lalu saya mulai berlatih, mulai dengan mendorong tembok, push up ala cewek menggunakan lutut, dsb. Alhamdulillah, hari ini saya mampu melakukan push up sempurna 18x. Semuanya dibangun secara perlahan, selangkah demi selangkah. Seperti apa yang dikatakan oleh Lao Tse “perjalanan seribu mil dimulai dari langkah pertama.”

PS. Sebagai bonus dari saya, berikut video yang menjelaskan konsep small win, small improvement, dan small reward untuk mengatasi kebiasaan prokrastinasi (menunda-nunda). Klik di sini bila video tidak muncul.

Darmawan Aji Productivity Coach. Penulis 7 buku laris: Kitab Anti Penundaan, Self-Coaching, Mindful Life, Productivity Hack, Life by Design, Hypnoselling, dan Hypnowriting. Gandrung membaca, menulis dan berlatih silat tradisional. Tinggal di kaki Gunung Manglayang kota Bandung.

3 Replies to “Efek Bola Salju: Kekuatan Langkah Kecil dan Peningkatan 1%”

  1. MasyaAllah bagus sekali artikelnya. Sangat menginspirasi. Barakallah fiik coach Aji 🙏🏼 Jazaakallahu khairan

Leave a Reply to ayu maidiyanti Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *